ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. K KELUARGA Ny. S DENGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
PROGRAM
STUDI NERS
FAKULTAS
FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang
merupakan modal utama untuk hidup, karena setiap manusia berhak
untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh
atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalh secara global diantaranya
adalah kesehatan lingkungan yang buruk, social ekonomi yang rendah yang
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh Karena itu pelayanan kesehatan utama
merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua
pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai
derajad kesehatan yang optimal. (DEPKES RI, 1992).
B. RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana penerapan asuahan keperawatan pada keluarga " Ny.S ” dengan
gangguan
Demam Berdarah Dengue.
C.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum :Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan kasus Demam Berdarah Dengue di
keluhan
Tujuan khusus :
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga An”a” dengan kasus Demam Berdarah
Dengue.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFENISI
Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, (Suriadi, 2001 : 57).
Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh Virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein. (Nelson, 2000 : 1134)
Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, (Suriadi, 2001 : 57).
Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh Virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein. (Nelson, 2000 : 1134)
B. ETIOLOGI
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi
dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan
tetapi tidak ada perlndungan terhadap serotipe lain.
Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti
Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang, menggigit pada siang hari, badannya datar
saat hinggap, hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya
kurang dari 100 M dan senang menggigit manusia). Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan
berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi
dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan
tetapi tidak ada perlndungan terhadap serotipe lain.
Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti
Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang, menggigit pada siang hari, badannya datar
saat hinggap, hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya
kurang dari 100 M dan senang menggigit manusia). Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan
berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.
C. PATOFISIOLOGI
- Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
- Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, teutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
- Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
- Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian.
D. Gambaran Klinis
Menurut
patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus berdasarkan adanya gejala
klinik sebagai berikut :
- Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas).
- Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif dari adanya salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang lain misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau hematomesis.
- Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit).
- Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
E. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue menurut
WHO (1975)
-
Derajat
I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan
spontan, uji turnikel
positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
-
Derajat
II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan
lain.
-
Derajat
III : Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi kulit dingin,
lembab,
gelisah.
-
Derajat
IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Darah
lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih) trombositopeni
(100.00/mm3 atau kurang).
Serotogi : uji HI (Hemaaglutination Inhibition test).
Rongten thorax : effusi pleura.
(100.00/mm3 atau kurang).
Serotogi : uji HI (Hemaaglutination Inhibition test).
Rongten thorax : effusi pleura.
G. Penatalaksanaan
Terapeutik
- Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu.
- Antipiretik jika terdapat demam.
- Antikonvulsan jika terdapat kejang.
- Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A.
IDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala
Keluarga
Nama :
Ny. S
Umur : 42 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku :
Batak
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat
: jln. Pinta,
Kec.Helvetia
2.
Komposisi keluarga
NO
|
Nama
|
JK
|
Hub.keluarga
|
umur
|
pendidikan
|
Status imunisasi
|
KB
|
1
2
3
4
|
Al. Ridwan
Sondang
Dian
Kevin
|
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
|
Suami
Istri
Anak
Anak
|
52
45
19
11
|
SMA
SMA
SMA
SD
|
-
-
Lengkap
lengkap
|
-
PIL
-
-
|
3. Genogram
4. Tipe Keluarga
Jenis Tipe Keluarga : keluarga “single parent” karna dalam rumah hanya terdapat Ibu dan anak-anak, sehingga akan mempercepat penularan penyakit bilasalah satu anggota keluarga menderita penyakit menular.
Jenis Tipe Keluarga : keluarga “single parent” karna dalam rumah hanya terdapat Ibu dan anak-anak, sehingga akan mempercepat penularan penyakit bilasalah satu anggota keluarga menderita penyakit menular.
5. Suku Bangsa
a. Asal Suku Bangsa : Ny. S berasal dari suku Batak
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan : Tidak ada
a. Asal Suku Bangsa : Ny. S berasal dari suku Batak
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan : Tidak ada
6. Agama dan kepercayaan
yang memepengaruhi Kesehatan
Agama Ny. S adalah agama kristen protestan dan mengikuti ibadah tiap hari minggu di HKBP Pagaran Nauli, beserta kegiatan kerohanian di lingkungannya.
Agama Ny. S adalah agama kristen protestan dan mengikuti ibadah tiap hari minggu di HKBP Pagaran Nauli, beserta kegiatan kerohanian di lingkungannya.
7. Status sosial ekonomi keluarga
a. Anggota keluarga yang
mencari nafkah : Tn. A
1) Penghasilan Tn. A : Rp. 1.700.000
2) Upaya lain : meminjam
uang kepada tetangga
b. Harta benda yang dimiliki ( perabotan
transportasi, dll ) : Sebuah Rumah,TV, Lemari Es
c. Kebutuhan yang dikeluarkan
tiap bulan : kebutuhan yang di keluarkan keluarga dalam setiap
bulannya sekitar 1.700.000
8. aktivitas
rekreasi keluarga
Biasanya keluarga hanya melihat TV bersama, mendengarkan radio, anak laki-laki kadang bermain sepak bola dengan teman dilingkungan rumahnya.
Biasanya keluarga hanya melihat TV bersama, mendengarkan radio, anak laki-laki kadang bermain sepak bola dengan teman dilingkungan rumahnya.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap yang belum adalah tahap dengan anak dewasa dan sebentar lagi mungkin
terjadi sehingga keluarga sudah memikirkan kearah sana.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga inti
1. Riwayat keluarga dari pihak suami:
Ny.S tidak begitu paham tentang kesehatan keluarga
suaminya, dikarenakan
keluarga suaminya tinggal jauh di luar kota. Suami Ny.S meninggal karna
hipertensi. Riwayat keluarga dari pihak istri: Ny.S mengatakan bahwa
ayahnya meninggal karna
hipertensi dan ibunya tidak memiliki riwayat penyakit
tertentu.
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
NO
|
Nama
|
umur
|
BB
|
Keadaan kesehatan
|
Imunisasi
|
Masalah kesehatan
|
Tindakan yang telah dilakukan
|
1
|
Ny.S
|
45 th
|
68
|
baik
|
-
|
-
|
-
|
2
|
An. D
|
19 th
|
56
|
baik
|
Lengkap
|
-
|
-
|
3
|
An. K
|
11 th
|
38
|
Demam
berdarah
|
Lengkap
|
Ketidakmampuan
mengenal masalah DBD dan merawat An. K yang sedang sakit
|
-
|
3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Jika sakit keluarga Ny. S ke Rumah sakit dengan
menggunakan Bpjs
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik
Rumah
a.
gambaran tipe tempat tinggal
status
rumah yang sedang ditinggali adalah sudah milik sendiri
b. Denah rumah
c.
gambaran kondisi rumah
Rumah
terdiri dari ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Didepan rumah
terdapat teras dengan satu meja berisi sepatu-sepatu usang. Penataan perabotan
dalam rumah terkesan sedikit tidak rapi dan sempit.ventilasi dirasa kurang dan
penerangan cukup, lantai bukan kramik, tembok semi permanen, kuat dan dapat
melindungi dari suhu dingin maupun gangguan keamanan yang lain. Untuk kamar
tidur paling depan ventilasi dan penerangan sudah adekuat sedangkan untuk
kamar-kamar yang lain penerangan terkesan kurang.
d. Dapur
Dapur terkesan bersih namun cukup sempit. Sumber air
bersih PAM, alat masak lengkap dan bersih karna setiap selesai dipakai selalu
dicuci, tidak terdapat alat pengamanan untuk kebakaran. Penempatan alat-alat
dapur tidak terjangkau oleh anak kecil sehingga tidak membahayakan.
e.
Kamar mandi
Peralatan
mandi lengkap dengan pemakaian seluruh anggota keluarga, bak mandi dikuras
sekali sebulan tampak terdapat jentik-jentik nyamuk.
f.
Kaji pengaturan tidur dalam rumah
Hunian
tempat tidur untuk satu kamar dihuni maksimal 2 orang, privasi orang yang ada
dikamar terjamin karena kamar memiliki pintu dan kunci
g.
Keadaan umum kebersihan dan sanitasi lingkungan
Terdapat
binatang peliharaan, saat pengkajian terlihat anak anjing sedang tidur-tiduran
di lantai rumah dan banyak nyamuk.
h.
Perasaan-perasaan subyektif keluarga terhadap rumah
Keluarga
mengatakan bahwa mereka merasa aman tinggal didalam rumah dan dapat lebih
melakukan kegiatan lebih leluasa, keluarga merasa aman karna terdapat pintu
yang kuat.
i.
Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasa privasi mereka
memadai
Anggota keluarga mengatakan
bahwa mereka dapat melakukan aktivitas dengan leluasa dan tidak merasa tergaggu
orang dari luar.
j.
Evaluasi adekuasi pembuangan sampah
Sampah rumah tangga kadang dibuang
di sungai dekat rumah
k.
Perasaan anggota keluarga tentang penataan rumah
Anggota
keluarga merasa puas terhadap penataan rumah karena menyadari rumahnya sempit.
2. Karakteristik Tetangga
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan kesehatan keluarga Ny.S dengan selalu menjenguk dan kadang-kadang memberikan solusi tentang tindakn yang harus dilakukan jika anggota keluarga sakit.
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan kesehatan keluarga Ny.S dengan selalu menjenguk dan kadang-kadang memberikan solusi tentang tindakn yang harus dilakukan jika anggota keluarga sakit.
3. Mobilitas
Geografis Keluarga
Keluarga adalah penduduk pendatang, tetapi saat ini sudah menetap di kecamatan Helvetia sejak tahun 2004
Keluarga adalah penduduk pendatang, tetapi saat ini sudah menetap di kecamatan Helvetia sejak tahun 2004
4. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu selalu mengikuti pendalaman alkitab yang diadakan di lingkungan tiap minggu sore
Ibu selalu mengikuti pendalaman alkitab yang diadakan di lingkungan tiap minggu sore
5. sistem pendukung
keluarga
Jika anggota keluarga sakit dan perlu biaya yang dirasakan berat maka keluarga biasanya meminta bantuan kepada saudara ibu atau kepada tetangga dekat sering membantu.
Jika anggota keluarga sakit dan perlu biaya yang dirasakan berat maka keluarga biasanya meminta bantuan kepada saudara ibu atau kepada tetangga dekat sering membantu.
E. SRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi
Keluarga
Pola komunikasi keluarga
dilakukan secara terbuka, bahasa uang dipakai sehari-hari adalah bahasa batak
dan kadang-kadang bahasa indonesia, keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa
dalam menerima pesan, frekuensi komunikasi dalam keluarga setiap hari dilakukan
dan selama ini tidak ada masalah dalam keluarga mengenai komunikasi.
2.
Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah Ny. S sebagai kepala keluarga. Keputusan diambil
oleh kepala keluarga melalui musyawarah dengan seluruhanggota keluarga dan
setelah pengambilan keputusan tidak ada permasalahan dalam anggota keluarga dan
secara umum ada yang mendominasi kekuasaan hanya struktur tertinggi dipegang
oleh kepala keluarga.
3.
Struktur Peran
Peran
kepala keluarga adalah mencari nafkah dan merawat anak.
4.
Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada anggota keluarga
yang sakit periksa kesarana kesehatan dan dalam kehidupan sehari-hari keluarga
menjalani hidup berdasarkan tuntutan agama kristen.
F. FUNGSI KELUARGA
1.
Fungsi afektif
Sikap dan hubungan anggota keluarga baik dan keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai
2.
Fungsi Sosialisasi
Interaksi keluarga baik dan keluarga mendidik anak-anaknya dengan disiplin
tinggi dengan cara berpakaian rapi
3.
Fungsi perawatan keluarga
- Kemampuan mengenal masalah keluarga belum mengenali sakit anaknya
- Kemampuan keluarga mengambil keputusan, apabila ada permasalahan kesehatan keluarga merundingkan secara bersama-sama
- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, belum mampu oleh karna itu melakukan tindakan sesuai dengan anjuran dokter atau perawat.
- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah, keluarga belum mampu memelihara lingkungan dengan baik, saat melakukan kunjungan halama rumah tampak kurang bersih dan banyak sampah serta nyamuk.
- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan, bila sakit periksa kerumah sakit sari mutiara dengan menggunakan Bpjs.
4.
Fungsi Reproduksi
Jumlah
anak 2 orang, 1 wanita dan 1 laki-laki. Jarak anak I dan ke II adalah 8 tahun.
Dan ibu mengikuti KB Pil.
5.
Fungsi Ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka
pendek
Ny. S mengatakan tidak ada
masalah yang berat saat ini
2. Kemampuan
keluarga bereaksi terhadap situasi atau stressor
Bila ada masalah kesehatan
secepatnya dibawa ke rumah sakit
3. Strategi koping
yang digunakan
Jika
ada masalah selalu dibicarakan bersama anggota keluarga untuk dimusyawarahkan.
4. strategi
adaptasi disfungsional
Ny. S jika ada masalah berat
sering sakit kepala dan kadang menangis. Tetapi setelah meminta solusi kepada
keluarga ibu, Ny. S tenang kembali
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Ny. S
Kesadaran : Compos Mentis
BB : 68 kg
TD : 120/90 mmhg
RR : 22 x/menit
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 36 0C
Keluhan saat ini : -
Sistem kardiovaskuler : Baik
Sistem gastrointestinal : Baik
Sistem muskuloskletal : Baik
2. An. D
Kesadaran :
Compos Mentis
BB : 56
TD : 110/80 mmhg
RR : 20 x/menit
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 36 0C
Keluhan saat ini : -
Sistem kardiovaskuler : Baik
Sistem gastrointestinal : Baik
Sistem muskuloskletal : Baik
3. An. K
Kesadaran :
Compos Mentis
BB : 38
TD : 110/80 mmhg
RR : 24 x/menit
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 39 0C
Keluhan saat ini : Demam berdarah
Sistem Integumen : Terdapat ruam, dan bercak-bercak
merah pada kulit
Sistem kardiovaskuler : Baik
Sistem gastrointestinal : Baik
Sistem muskuloskletal :
tampak lemah dan pegal-pegal
I. HARAPAN KELUARGA
1. terhadap masalah
kesehatannya, Ny. S berharap An.K cepat sembuh
2. terhadap petugas kesehatan
yang ada, Ny. S berharap semoga petugas kesehatan semakin ahli dalam bidangnya.
ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1
|
Data subyektif
Ny.K dan An.K mengatakan badan
An.K pegal-pegal dan panas, kulitnya penuh bintik-bintik merah
Data obyektif
Diagnosa dokter menunjukkan An.K mengidap penyakit demam berdarah
Suhu : 39 0C
adanya
ruam atau bintik merah pada kulit.
Keluarga Ny.S menanyakan tentang penyakit DBD
|
Ketidakmampuan keluarga Ny. K
dalam mengenal masalah penyakit DBD
|
Kurangnya pemahaman keluarga Ny. S terhadap penyakit DBD yang diderita oleh An. K
|
2
|
An. K menderita DBD sejak 3 hari yang lalu, bak
penampungan air minum, bak untuk mencuci pakaian, bak di WC dikuras sekali sebulan. adanya pakaian yang
bergelantungan disembarangan tempat
|
Ketidakmampuan keluarga
mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan.
|
resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga lainnya
|
RUMUSAN MASALAH
- Kurangnya pemahaman keluarga Ny. S terhadap penyakit DBD yang diderita oleh An. K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Ny. K dalam mengenal masalah penyakit DBD
- resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga lainnya berhubungan dangan ketidakmampuan keluarga mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan.
PRIORITAS
MASALAH
NO
|
KRITERIA
|
SKALA
|
BOBOT
|
SKORING
|
PEMBENARAN
|
1
|
a.
sifat masalah :
tidak/kurang sehat
|
3
|
1
|
3/3 x 1 = 1
|
Penyakit demam berdarah yang diderita oleh An. K sudah berlangsung 3
hari, demam dan pegal-pegal oleh karna
itu keadaan saat ini kurang sehat
|
b. kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah
|
2
|
2
|
2/2 x 1 = 1
|
Latar belakang pendidikan Ny. S adalah SMA sehingga memudahkan untuk
menerima informasi dan penjelasan yang diberikan
|
|
c. potensial masalah dapat dicegah:
cukup
|
2
|
1
|
2/3 x 1 = 2/3
|
Keluarga Ny. S cukup mampu untuk melaksanakan
|
|
c.
menonjolnya masalah:
masalah berat, harus segera ditangani
|
2
|
1
|
2/2 x 1 = 1
|
Anak K telah demam dan pegal-pegal dengan bintik merah diseluruh tubuh,
sehingga ke rumah sakit adalah tindakan yang tepat untuk dilakukan
|
|
Total : 3 2/3
|
|||||
2
|
a.
sifat masalah :
ancaman kesehatan
|
2
|
1
|
2/3 x 1 = 2/3
|
An. K menderita DBD sejak 3 hari yang lalu, bak penampungan air
minum, bak untuk mencuci pakaian, bak di WC jarang dikuras ataupun
dibersihkan, adanya pakaian yang bergelantungan disembarangan tempat.
|
b.
Kemungkinan
masalah dapat diubah:
Mudah
|
2
|
2
|
2/2 x 2 = 1
|
Keluarga mampu membersihkan bak-bak penampungan dan
mengubur barang-barang bekas.
|
|
c.
Potensial
masalah dapat
dicegah :
Tinggi
|
3
|
1
|
3/3 x 1 = 1
|
Keluarga
mampu membersihkan dan menguras bak-bak penampungan juga mengubur
barang-barang bekas yang ada disekitar rumah
|
|
d.
Menonjolnya
masalah :
masalah tidak dirasakan
|
0
|
2
|
0/2 x 1 = 0
|
Keluarga
belum mengerti pentingnya pencegahan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue
|
|
Total : 2 2/3
|
Diagnosa
berdasarkan prioritas masalah :
- Kurangnya pemahaman keluarga Ny. S terhadap penyakit DBD yang diderita oleh An. K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Ny. K dalam mengenal masalah penyakit DBD
- Resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga lainnya berhubungan dangan ketidakmampuan keluarga mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan.
RENCANA
INTERVENSI BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
NO
|
DIAGNOSA
|
TUJ.UMUM
|
TUJ.KHUSUS
|
KRITERIA
|
STANDARD
|
INTERVENSI
|
1
|
1. Kurangnya pengetahuan keluarga Ny. S dalam merawat anggota keluarga
dengan penyakit DBD berhubungan dengan Ketidak mampuan
keluarga Ny.S merawat anggota keluarga yang sakit
|
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit keluarga Ny.S memahami cara
melakukan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit DBD
|
1. keluarga Ny.s
mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada An. K dengan
penyakit DBD
2. Keluarga Ny.s mampu memutuskan tindakan yang tepat
bagi kesehatan An. K
|
Knowladge
Knowladge
|
Keluarga dapat mengerti tentang :
Defensi, gejala dan penyebab
terjadinya DBD
Keluarga dapat mengenal:
Macam-macam tindakan yang diberikan
Mampu memutuskan tindakanyang harus diberikan pada anggota keluarga
dengan DBD
|
1.
Gali pengetahuan keluarga tentang DBD
2.
Diskusikan kepada keluarga tentang faktor-faktor penyebab dbd dan cara mencegahnya
3.
Berikan penjelasan apabila keluarga belum mengeti
4.
Puji keluarga atas jawaban atau tindakan yang tepat.
1. beri penjelasan kepada keluarga tentang macam-macam tindakan yang
diberikan pada anggota keluarga dengan dbd
2. jelaskan manfaat masing-masing tindakan yang dilaksanakan
|
2
|
2. Resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga
lainnya berhubungan dangan ketidakmampuan keluarga
mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan.
|
Setelah
dilakukan penyuluhan dengan keluarga akan memahami dan mengetahui tentang pencegahan penularan penyakit DBD
dengan anggota keluarga yang lain
|
Keluarga
mengetahui dan memahami cara pencegahan penularan penyakit DBD dengan anggota
keluarga lain
|
knowladge
|
Keluarga
An. K mampu menjelaskan tentang cara
pencegahan penularan penyakit DBD pada
anggota keluarga yang lain
|
Berikan
penyuluhan kepada keluarga tentang cara pencegahan penularan penyakit DBD
pada anggota keluarga yang lain
|
BAB
V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, (Suriadi, 2001 : 57).
2. SARAN
Semoga perawat mampu meningkatkan pengetahuan dalam ilmu keperawatan dengan belajar lagi dan melanjut kejenjang yang lebih tinggi untuk meningkatkan mutu keperawatan yang ada saat ini, terutama dalam menangani pasien dalam kondisi kritis.